Hakikat sekolah berkarakter
HAKIKAT SEKOLAH BERKARAKTER
”Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah, Pendidikan Karakter”
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Jamilah, M,Pd
Disusun oleh :
Liska Dwi Lestari
(16842041)s
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU DAN SOSIAL, BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia yang letaknya berada di kawasan asia, dikenal orangnya yang memilki etika sopan santun yang baik, rasa kepedulian yang tinggi dan suka tolong menolong. Karakter-karakter inilah yang harus dipertahankan dan ditanamkan kembali kepada anak didik. Dikhawatirkan nilai-nilai luhur bangsa akan tergoyahkan jika moral anak bangsanya sudah rusak bahkan tidak lagi memiliki etika.
Sekolah dalam memberikan pengajaran pendidikan karakter tidak boleh asal, harus merencanakannya dengan matang dan terstruktur, kurikulum yang mengandung kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan karakter anak harus dipersiapkan dengan matang. Pemberian pendidikan karakter tidak harus dengan hal-hal yang sulit dilakukan, seperti contohnya untuk mengembangkan karakter anak agar anak berjiwa sportif maka harus mengadakan suatu perlombaan untuk mengetahui apakah anak dapat bersikap sportif atau tidak, cukup dengan hal-hal yang mudah dan biasa dilakukan sehari-hari oleh anak, misal untuk melatih kejujuran anak maka guru melarang anak berbuat curang disaat mengerjakan ulangan tanpa di awasi oleh guru. Sekolah sangat berperan besar dalam membenahi moral anak-anak bangsa, pendidikan karakter tidak hanya ada di satu pelajaran saja, namun semua pendidik harus bisa menyisipkan pendidikan karakter disetiap pembelajaran
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Pengertian hakikat sekolah berkarakter
2. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah bekarakter
3. Visi-Misi sekolah berkarakter
4. Ciri-ciri sekolah berkarakter
5. Bagaimana cara membangun pribadi berkarakter di sekolah
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam rumusan diatas maka tujuan penulisanya yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari hakikat sekolah berkarakter
2. Mengetahui nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah berkarakter
3. Mengetahui visi-misi sekolah berkarakter
4. Mengetahui apa cirri-ciri sekolah berkarakter
5. Mengetahui bagaimana cara membangun pribadi karakter di sekolah
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini.
BABII
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian hakikat sekolah berkarakter
Sekolah merupakan sebuah tempat dimana proses pendidikan terjadi secara formal. Sekolah merupakan ujung tombak terlaksananya proses pendidikan. Di sekolah terjadi proses transfer ilmu, yang dinamakan proses belajar. Sehingga sekolah merupakan tempat penanaman nilai-nilai ataupun ilmu pada peserta didik, yang akan membentuk pribadi-pribadi unggul yang cerdas dan berkarakter.
Sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegia¬tan baik dalam proses pem¬belaja¬ran intrakurikuler, ekstra¬kurikuler, maupun penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam ber¬sikap dan bertingkah laku. Oleh karena itu proses pembelajaran menjadi sangat penting di dalamnya, sebagai sarana menanamkan nilai-nilai karakter yang berbudaya.
2.2 Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Sekolah Berkarakter
Bangsa indonesia adalah bangsa yang berbudaya. berbagai nilai-nilai budaya yang tumbuh di masyarakat sangat di junjung tinggi. Namun seiring berkembangnya arus globalisasi, nilai-nilai tersebut semakin pudar. Budaya-budaya yang saling berakulturasi, dirasa menarik sehingga mulai ditiru
sebagai budaya anak muda. Oleh karena itu dirasa perlu dan penting untuk menanamklan nilai-nilai luhur bangsa pada proses pendidikan di sekolah. Sehingga membentuk siswa yang berkarakter budaya. nilai-nilai budaya yang.
tumbuh dari bangsa Indonesia adalah hasil pewarisan (inheritance) dari nenek moyang. Nilai-nilai tersebut diambil dari nilai-nilai kehidupan jati diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut juga muncul dari berbagai sumber, sumber yang menjadi pandangan hidup bangsa indonesia.
Sumber-sumber dari nilai budaya bangsa:
• Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
• Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
• Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
• Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Nilai-nilai pembentuk karakter di Sekolah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
2.3 Visi Misi Sekolah Berkarakter
VISI
“Membangun Karakter Anak Melalui Pembelajaran Holistik Berbasis Karakter”
MISI
Membentuk anak didik dengan karakteristik:
1. Berkarakter dan bermanfaat
• Cinta Tuhan dan Segenap CiptaanNya
• Tanggung jawab, Kemandirian, dan Kedisplinan (termasuk Hidup Hemat dan Gemar Menabung)
• Kejujuran, Amanah dan Bijaksana
• Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik
• Dermawan, Suka menolong dan Kerjasama
• Percaya Diri, Kreatif dan Pantang Menyerah
• Kepemimpinan dan Keadilan
• Baik dan Rendah Hati
• Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
• K4: Kesehatan, Kebersihan, Kerapian dan Keamanan
2. Pembelajar sejati: memiliki rasa ingin tahu tinggi, minat baca tinggi dan aktif
3. Berfikir kreatif dan terbuka: kritis, analitis, reflektif, berpikir divergen, melihat berbagai sudut pandang, berpikir tingkat tinggi dan berorientasi pada solusi
4. Menguasai keterampilan hidup: komunikator yang efektif, mudah berdaptasi, mampu bersosialisasi
5. Bersemangat/etos yang tinggi: antusias, mampu menghadapi tantangan dan berani mengambil resiko
2.4 Ciri-ciri Sekolah Berkarakter
1. Bersih, rapi dan nyaman
Indikator pertama yang harus kita evaluasi dan nilai adalah bersih, rapi dan nyaman. Indikator ini lebih kepada penilaian keberhasilan pengelolaan lingkungan sekolah. Ukuran keberhasilannya antara lain;
• Tersedianya toilet yang selalu bersih dan tersedianya air bersih serta fasilitas pendukungnya kadang baru kita masuk di lokasi sekolah sudah dapat kita tebak posisi WC sekolah, artinya baunya dapat tercium dari jarak jauh. penataan gedung dan taman tidak mencerminkan keindahaan, penempatannya asal ada saja. suasana seperti ini menggambarkan sekolah tersebut seperti kompleks kumuh yang pada akhirnya tidak memberikan kenyamanan selama berada disekolah.
• Bak sampah tersedia ditempat-tempat semestinya. Keberadaan bak sampah kadang menjadi masalah, bau yang ditimbulkan dapat
mengganggu konsentrasi warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar. penempatan bak sampah harus dikaji lebih mendalam dengan menganalisis dampak yang ditimbulkan, termasuk akses tempat pembuangan akhirnya.
• Tanaman terpelihara dengan baik. Dengan banyaknya tanaman dihalaman sekolah dapat menimbulkan rasa sejuk tetapi jika tidak dipelihara dengan baik dapat menimbulkan kesan tidak baik.
• Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih. Agar sasaran ini tercapai maka sekolah harus mengintensifkan petugas harian dan bersih-bersih lingkungan oleh warga sekolah.
2. Disiplin
Salah satu karakter bangsa yang harus dikembangkan adalah sikap disiplin. Disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin berpakaian, disiplin prilaku dan lain sebagainya. Sasarannya antara lain kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik utamanya pada saat pembelajaran berlangsung harus datang tepat waktu sehingga dapat berjalan dengan baik. Penegakkan aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus dilaksanakan dengan baik, yang melanggar harus melalui pembinaan yang dilakukan melalui bimbingan konseling.
3. Sopan
Tidak sulit bagi kita dalam mengembangkan karakter sopan. Budaya ketimuran yang kita anut selama ini telah mengajarkan kita untuk selalu bersikap sopan misalnya guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu, contoh lainnya seperti berpakaian rapi dan sopan. Kita sering mendengar kalimat "Pakaian bebas rapi" artinya bahwa selama ini kita telah menerapkan karakter sopan setiap saat dan itu harusdi pertahankan dan dikembangkan.
2.5 Pribadi Karakter di Sekolah
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter ketika orang tersebut telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya (M. Furqon Hidayatullah; 2010)
Membentuk karakter siswa memang tidak semata-mata menjadi tugas guru atau sekolah, melainkan juga keluarga dan masyarakat dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak pada pendidikan formal di sekolah.pembentukan karakter memerlukan teladan atau role model, kesabaran, kebiasaan serta budaya sekolah yang kondusif.
Cara-cara sekolah dalam membentuk karkater siswa :
1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
2. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
• Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, piket kelas, shalat berjamaah, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
• Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
• Keteladanan
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras.
• Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas.
• Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
• Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat di implementasikan sebagaimana yang telah di ajarkan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegia¬tan baik dalam proses pem¬belaja¬ran intrakurikuler, ekstra¬kurikuler, maupun penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam ber¬sikap dan bertingkah laku. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain
Nilai-nilai karakter bersumber pada agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Menurut Diknas ada 18 nilai-nilai pembentuk karakter yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Semangat Ingin Tahu, Semangat kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab.
2.2 Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri, teman-teman, dan orang lain. Kritik dan sarannya sangat saya butuhkan demi untuk pembuatan makalah berikutnya. Dan mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena minimnya pengetahuan saya dalam menyusun makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://yahyanugraha09.blogspot.com/2012/09/membangun-sekolah-yang-berkarakter.html.
http://blog.umy.ac.id/meitafitrialina/2011/12/21/strategi-pembelajaran-berkarakter-di-sekolah/ .
”Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah, Pendidikan Karakter”
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Jamilah, M,Pd
Disusun oleh :
Liska Dwi Lestari
(16842041)s
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU DAN SOSIAL, BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia yang letaknya berada di kawasan asia, dikenal orangnya yang memilki etika sopan santun yang baik, rasa kepedulian yang tinggi dan suka tolong menolong. Karakter-karakter inilah yang harus dipertahankan dan ditanamkan kembali kepada anak didik. Dikhawatirkan nilai-nilai luhur bangsa akan tergoyahkan jika moral anak bangsanya sudah rusak bahkan tidak lagi memiliki etika.
Sekolah dalam memberikan pengajaran pendidikan karakter tidak boleh asal, harus merencanakannya dengan matang dan terstruktur, kurikulum yang mengandung kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan karakter anak harus dipersiapkan dengan matang. Pemberian pendidikan karakter tidak harus dengan hal-hal yang sulit dilakukan, seperti contohnya untuk mengembangkan karakter anak agar anak berjiwa sportif maka harus mengadakan suatu perlombaan untuk mengetahui apakah anak dapat bersikap sportif atau tidak, cukup dengan hal-hal yang mudah dan biasa dilakukan sehari-hari oleh anak, misal untuk melatih kejujuran anak maka guru melarang anak berbuat curang disaat mengerjakan ulangan tanpa di awasi oleh guru. Sekolah sangat berperan besar dalam membenahi moral anak-anak bangsa, pendidikan karakter tidak hanya ada di satu pelajaran saja, namun semua pendidik harus bisa menyisipkan pendidikan karakter disetiap pembelajaran
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Pengertian hakikat sekolah berkarakter
2. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah bekarakter
3. Visi-Misi sekolah berkarakter
4. Ciri-ciri sekolah berkarakter
5. Bagaimana cara membangun pribadi berkarakter di sekolah
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam rumusan diatas maka tujuan penulisanya yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari hakikat sekolah berkarakter
2. Mengetahui nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah berkarakter
3. Mengetahui visi-misi sekolah berkarakter
4. Mengetahui apa cirri-ciri sekolah berkarakter
5. Mengetahui bagaimana cara membangun pribadi karakter di sekolah
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini.
BABII
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian hakikat sekolah berkarakter
Sekolah merupakan sebuah tempat dimana proses pendidikan terjadi secara formal. Sekolah merupakan ujung tombak terlaksananya proses pendidikan. Di sekolah terjadi proses transfer ilmu, yang dinamakan proses belajar. Sehingga sekolah merupakan tempat penanaman nilai-nilai ataupun ilmu pada peserta didik, yang akan membentuk pribadi-pribadi unggul yang cerdas dan berkarakter.
Sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegia¬tan baik dalam proses pem¬belaja¬ran intrakurikuler, ekstra¬kurikuler, maupun penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam ber¬sikap dan bertingkah laku. Oleh karena itu proses pembelajaran menjadi sangat penting di dalamnya, sebagai sarana menanamkan nilai-nilai karakter yang berbudaya.
2.2 Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Sekolah Berkarakter
Bangsa indonesia adalah bangsa yang berbudaya. berbagai nilai-nilai budaya yang tumbuh di masyarakat sangat di junjung tinggi. Namun seiring berkembangnya arus globalisasi, nilai-nilai tersebut semakin pudar. Budaya-budaya yang saling berakulturasi, dirasa menarik sehingga mulai ditiru
sebagai budaya anak muda. Oleh karena itu dirasa perlu dan penting untuk menanamklan nilai-nilai luhur bangsa pada proses pendidikan di sekolah. Sehingga membentuk siswa yang berkarakter budaya. nilai-nilai budaya yang.
tumbuh dari bangsa Indonesia adalah hasil pewarisan (inheritance) dari nenek moyang. Nilai-nilai tersebut diambil dari nilai-nilai kehidupan jati diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut juga muncul dari berbagai sumber, sumber yang menjadi pandangan hidup bangsa indonesia.
Sumber-sumber dari nilai budaya bangsa:
• Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
• Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
• Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
• Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Nilai-nilai pembentuk karakter di Sekolah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
2.3 Visi Misi Sekolah Berkarakter
VISI
“Membangun Karakter Anak Melalui Pembelajaran Holistik Berbasis Karakter”
MISI
Membentuk anak didik dengan karakteristik:
1. Berkarakter dan bermanfaat
• Cinta Tuhan dan Segenap CiptaanNya
• Tanggung jawab, Kemandirian, dan Kedisplinan (termasuk Hidup Hemat dan Gemar Menabung)
• Kejujuran, Amanah dan Bijaksana
• Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik
• Dermawan, Suka menolong dan Kerjasama
• Percaya Diri, Kreatif dan Pantang Menyerah
• Kepemimpinan dan Keadilan
• Baik dan Rendah Hati
• Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
• K4: Kesehatan, Kebersihan, Kerapian dan Keamanan
2. Pembelajar sejati: memiliki rasa ingin tahu tinggi, minat baca tinggi dan aktif
3. Berfikir kreatif dan terbuka: kritis, analitis, reflektif, berpikir divergen, melihat berbagai sudut pandang, berpikir tingkat tinggi dan berorientasi pada solusi
4. Menguasai keterampilan hidup: komunikator yang efektif, mudah berdaptasi, mampu bersosialisasi
5. Bersemangat/etos yang tinggi: antusias, mampu menghadapi tantangan dan berani mengambil resiko
2.4 Ciri-ciri Sekolah Berkarakter
1. Bersih, rapi dan nyaman
Indikator pertama yang harus kita evaluasi dan nilai adalah bersih, rapi dan nyaman. Indikator ini lebih kepada penilaian keberhasilan pengelolaan lingkungan sekolah. Ukuran keberhasilannya antara lain;
• Tersedianya toilet yang selalu bersih dan tersedianya air bersih serta fasilitas pendukungnya kadang baru kita masuk di lokasi sekolah sudah dapat kita tebak posisi WC sekolah, artinya baunya dapat tercium dari jarak jauh. penataan gedung dan taman tidak mencerminkan keindahaan, penempatannya asal ada saja. suasana seperti ini menggambarkan sekolah tersebut seperti kompleks kumuh yang pada akhirnya tidak memberikan kenyamanan selama berada disekolah.
• Bak sampah tersedia ditempat-tempat semestinya. Keberadaan bak sampah kadang menjadi masalah, bau yang ditimbulkan dapat
mengganggu konsentrasi warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar. penempatan bak sampah harus dikaji lebih mendalam dengan menganalisis dampak yang ditimbulkan, termasuk akses tempat pembuangan akhirnya.
• Tanaman terpelihara dengan baik. Dengan banyaknya tanaman dihalaman sekolah dapat menimbulkan rasa sejuk tetapi jika tidak dipelihara dengan baik dapat menimbulkan kesan tidak baik.
• Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih. Agar sasaran ini tercapai maka sekolah harus mengintensifkan petugas harian dan bersih-bersih lingkungan oleh warga sekolah.
2. Disiplin
Salah satu karakter bangsa yang harus dikembangkan adalah sikap disiplin. Disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin berpakaian, disiplin prilaku dan lain sebagainya. Sasarannya antara lain kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik utamanya pada saat pembelajaran berlangsung harus datang tepat waktu sehingga dapat berjalan dengan baik. Penegakkan aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus dilaksanakan dengan baik, yang melanggar harus melalui pembinaan yang dilakukan melalui bimbingan konseling.
3. Sopan
Tidak sulit bagi kita dalam mengembangkan karakter sopan. Budaya ketimuran yang kita anut selama ini telah mengajarkan kita untuk selalu bersikap sopan misalnya guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu, contoh lainnya seperti berpakaian rapi dan sopan. Kita sering mendengar kalimat "Pakaian bebas rapi" artinya bahwa selama ini kita telah menerapkan karakter sopan setiap saat dan itu harusdi pertahankan dan dikembangkan.
2.5 Pribadi Karakter di Sekolah
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter ketika orang tersebut telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya (M. Furqon Hidayatullah; 2010)
Membentuk karakter siswa memang tidak semata-mata menjadi tugas guru atau sekolah, melainkan juga keluarga dan masyarakat dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak pada pendidikan formal di sekolah.pembentukan karakter memerlukan teladan atau role model, kesabaran, kebiasaan serta budaya sekolah yang kondusif.
Cara-cara sekolah dalam membentuk karkater siswa :
1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
2. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
• Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, piket kelas, shalat berjamaah, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
• Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
• Keteladanan
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras.
• Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas.
• Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
• Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat di implementasikan sebagaimana yang telah di ajarkan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegia¬tan baik dalam proses pem¬belaja¬ran intrakurikuler, ekstra¬kurikuler, maupun penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam ber¬sikap dan bertingkah laku. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain
Nilai-nilai karakter bersumber pada agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Menurut Diknas ada 18 nilai-nilai pembentuk karakter yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Semangat Ingin Tahu, Semangat kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab.
2.2 Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri, teman-teman, dan orang lain. Kritik dan sarannya sangat saya butuhkan demi untuk pembuatan makalah berikutnya. Dan mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena minimnya pengetahuan saya dalam menyusun makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://yahyanugraha09.blogspot.com/2012/09/membangun-sekolah-yang-berkarakter.html.
http://blog.umy.ac.id/meitafitrialina/2011/12/21/strategi-pembelajaran-berkarakter-di-sekolah/ .
Komentar
Posting Komentar